7 Preman Legendaris yang Paling Ditakuti di Indonesia

7 Preman Legendaris yang Paling Ditakuti di Indonesia

thethinkingblog – Premanisme adalah istilah yang merendahkan, biasanya digunakan untuk menyebut aktivitas orang yang menghasilkan uang, terutama yang menghasilkan uang dengan memeras orang lain. Di saat perekonomian semakin sulit dan tingkat pengangguran semakin tinggi, fenomena preman di Indonesia mulai berkembang. Akibatnya, kelompok usia kerja mulai mencari cara untuk mendapatkan penghasilan, biasanya dalam bentuk pungli, untuk memberikan layanan yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan. Preman identik dengan dunia kriminalitas dan kekerasan, karena aktivitas preman tidak lepas dari dua hal tersebut.Kekejaman semacam itu sudah ada di Indonesia sejak masa penjajahan. Kata preman berasal dari bahasa Belanda, dan vrijman artinya orang bebas. Karena alasan ekonomi, sekelompok orang melakukan pemerasan.Terakhir, istilah “preman” identik dengan dunia kejahatan dan kekerasan, dan media massa belakangan ini dibanjiri berita tentang kembalinya preman Indonesia John Kei. Berikut ini 7 Preman Legendaris yang Paling Ditakuti di Indonesia kami rangkum dari berbagai sumber :

7 Preman Legendaris yang Paling Ditakuti di Indonesia

1. Kusni Kasdut

Kusni Kasdut
Megapolitan – Kompas.com

Ada ungkapan bahwa kemiskinan selalu menjadi akar kejahatan. Dari semua motif kejahatan tersebut, kemiskinan pasti menjadi penyebab terbesar para pelakunya. Kusni Kasdut akan menghadapi situasi yang sama. Pria itu telah hidup dalam kondisi yang keras sejak kelahirannya. Sayangnya, situasi ini tidak berubah hingga Kusni menginjak remaja. Entahlah, mungkin karena sudah capek hidup dalam kemiskinan dan tidak bisa lagi mengubah nasibnya sendiri, sehingga akhirnya Kusny menjadi kriminal. Tak hanya itu, tekanan finansial karena memiliki istri dan anak juga diduga menjadi penyebab Kusny menjadi kriminal.

Dalam mencari pekerjaan untuk menghidupi keluarganya, Kusni bertemu dan berteman dekat dengan seorang pria bernama Bir Ali. Beer adalah penjahat senior dan karyanya terkenal di dunia. Kusny sendiri sering berbicara tentang masalah ekonomi, dan Bill diajak melakukan tindak pidana.Tekanan ekonomi membuat Kusni menyetujui proposal ini, dan Bir segera merekrutnya sebagai anggota. Kushny sendiri bahkan terkadang diangkat sebagai kepala operasi. Kusni bersama beberapa temannya termasuk Bir Ali, Usman dan Mulyadi juga melakukan berbagai kejahatan yang mengejutkan. Contoh yang sangat luar biasa adalah bahwa rumah seorang jutawan bernama Ali Badjened dirampok dan berakhir dengan kematian orang kaya.

Berita tentang perampokan Ali Badjened cukup menghebohkan. Namun, itu bukanlah langkah yang paling menakjubkan dari Kusny. Menurut catatan, tindakan paling gila adalah perampokan Museum Nasional Indonesia. Sama seperti filmnya, saat itu setelah melakukan persekongkolan licik, Cusni berhasil mencuri 11 permata dari koleksi museum.Konspirasi yang dilakukan Cusni saat melakukan perampokan memang luar biasa. Pertama, dia menyamar sebagai petugas polisi, lalu masuk dan merampoknya. Dalam operasi tersebut, Kusni menyandera dan menembak serta membunuh seorang penjaga museum. Ajaibnya, saat berada dalam keadaan sulit tersebut, Kosny berhasil melarikan diri. Sejak itu, namanya melambung tinggi sebagai buronan karena mencuri pusaka berharga negara.

Selama beberapa tahun, polisi Indonesia tidak pernah bisa menangkap penjahat licik ini. Namun, pada akhirnya Kosny ditangkap saat menjual permata dalam perampokan tersebut. Tak lama kemudian, dia langsung diadili dan keputusan dieksekusi.Kusny memiliki kehidupan yang baik di masa lalu. Dia sopan dan menjadi orang yang sangat saleh. Beberapa hari sebelum dieksekusi, Kosny mengajukan satu permintaan terakhir, yakni berkumpul kembali dengan keluarganya dan makan bersama. Akhirnya setelah menyetujui permintaan ini, setelah beberapa waktu, Kusni dieksekusi.

2. Dicky Ambon

Dicky Ambon
Boombastis.com

Hendrik Benyamin Sahetapy Engel atau yang lebih dikenal dengan Dicky Ambon dianggap sebagai kekuatan utama massa sepanjang hidupnya. Wilayahnya termasuk Yogyakarta. Dia adalah salah satu preman paling kejam di Indonesia. Pasalnya, tak lebih dari banyaknya aksi teror yang dilakukannya, kejahatan Dicky Ambon memiliki catatan kriminal, antara lain perbuatan asusila terhadap perempuan, pencurian, perampokan, dan pembunuhan. Kejahatan terbesar yang dilakukannya adalah menyerang seorang prajurit TNI. Dari kasus ini, dia dan tiga kaki tangannya ditangkap. Siapa sangka dia akhirnya akan mati di selnya dalam serangan berdarah.

Dicky melakukan perbuatan bejat pada 19 Agustus 2007. Dia berhasil memperkosa seorang wanita dengan tipu daya. Kejadian itu bermula saat ia dan Viktor Ndoen (Ito) mengendarai mobil pacar wanita. Polanya, keduanya berencana menjemput pacar sang pemilik di sebuah gubuk di kawasan Seturan Yogyakarta. Saat itu, saat pacarnya sedang menunggu korban di warung kopi, korban ditipu. Korban langsung menurut dan ingin pergi. Tak disangka, di tengah jalan, korban diperkosa oleh Dicky. Dicky divonis 3,5 tahun penjara atas kasus ini, dan nama Dicky Ambon sendiri sudah tidak asing lagi di dunia hitam Yogyakarta. Ia dikenal sebagai pemimpin ketakutan dari geng mafia. Dia melakukan banyak masalah. Jalanan Solow di Yogyakarta bahkan diliputi oleh lingkungan pengaruhnya.

Kejadian ini merupakan kejahatan terbesar yang dilakukan oleh Dickie dan budaknya. Pada 19 Maret 2013, Dicky dan tiga temannya menyerang seorang prajurit TNI yang merupakan Kepala Intelijen Kodam IV Diponegoro dan anggota Divisi Operasi Intelijen Sersan TNI AD Heru Santosa. Dalam operasi tersebut, Heru dinyatakan meninggal dunia.Peristiwa tersebut terjadi di tempat hiburan Hugo’s Cafe, Jalan Adisucipto, Depok, Sleman, dan Daerah Istimewa Yogyakarta sekitar pukul 02.30 saat Heru dan rekan-rekannya tiba di tempat hiburan tersebut. Lalu ada keributan, dan pertempuran pecah di halaman kafe, dan pertempuran berlanjut ke kafe. Banyak orang tidak ikut campur saat itu. Heru berseru bahwa dia kemudian ditikam sampai mati oleh botol yang pecah.

Dicky diresmikan selaku salah satu dari 4 terdakwa pembantaian Heru Santosa . Sehabis dibekuk, mereka ditahan di Mabes Polri Yogyakarta. Baru setelah itu, mereka berempat dipindahkan ke Lapas Cebongan di Slyman. Siapa sangka Dickie selamat di selnya, Sabtu 23 Maret 2013, terjadi pertumpahan darah di Lapas Cebongan. Sekelompok misterius dengan senapan bergerak secara taktis dan dengan cepat bergegas ke dalam penjara. Sasaran mereka adalah empat narapidana yang melakukan pembunuhan Heru Santosa. Hanya dalam hitungan beberapa menit saja, tim melaksanakan Dicky serta ketiga temannya, Gameliel Yermianto Rohi Riwu nama lain Adi( 29 tahun ), Yohanes Juan Mambait alias Juan (38 tahun) dan Adrianus Candra Galaja alias Dedi (33 tahun). titik. Peluru itu membunuh Dickie saat itu juga.

Baca Juga : 7 Karya Ilmuwan indonesia yang mendunia

3. Anton Medan

Anton Medan
Suara.com

suara.com – Anton Medan adalah mantan perampok dan penjudi, kini telah bertobat. Sejak 2012, ia menjadi Ketua Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI). Sejak 1992, dia percaya pada Islam. Ia mendirikan kapel yang disebut Masjid Jami’Tan Hok Liang. Masjid ini terletak di kawasan Pesantren At-Ta’ibin Pondok Rajeg, Chipnon. Ada banyak tuduhan terkait keterlibatannya dalam kerusuhan Mei 1998, termasuk hukuman penjara saat menjadi perampok dan penjudi. Anton mengaku awalnya beragama Budha, lalu memeluk Kristen, dan akhirnya Islam. Selama Kesepakatan Baru Suharto, massa digunakan dalam politik, bisnis, dan lembaga pemerintah.

Pada tahun 1998, Anton Medan menjadi kambing hitam penyelenggaraan kerusuhan di Jakarta.Setelah tuduhan itu diam-diam dicabut, kerusuhan diawali dengan demonstrasi mahasiswa melawan Presiden Indonesia Soeharto dan kemudian berkembang menjadi demonstrasi anti-China di ibu kota Jakarta. Anton Medan adalah keturunan Tionghoa, tetapi dia turun ke jalan untuk berpartisipasi dalam kerusuhan untuk membuktikan kesetiaannya kepada rakyat, tetapi dia sendiri yang menjadi sasarannya. Selama kekacauan politik tahun 1998, ada juga laporan bahwa putri Soeharto dan komandan Kopassus Prabowo Subianto merekrut dan memanipulasi Anton Medan untuk mendapatkan pendukung militan.

Saat mengusut kerusuhan 1998, Anton Medan membantah menuduhnya aktif mengikuti kegiatan di balik layar, meski mengaku termasuk di antara kerumunan. Namun, kecuali Komisi Nasional Hak Asasi Manusia memulihkan namanya terlebih dahulu, dia menolak untuk bersaksi.

4. Slamet Gundul

Slamet Gundul
Boombastis.com

Slamet Gundul adalah pria berjuluk perampok legendaris Indonesia. Catatan sejarah menunjukkan bahwa Slamet telah melakukan banyak perampokan besar-besaran, yang sangat sulit ditangkap. Jadi, bayangkan bagaimana perasaan orang-orang saat itu. Ibarat hidup sebagai kerapu rapuh di akuarium penuh hiu besar lapar, aksi Slamet selama bertahun-tahun tak pernah benar-benar tertangkap. Bahkan polisi dikutuk karena pria ini, dan meminta semua orang untuk menangkap Slamet, hidup dan mati. Masih cerita tentang perampok legendaris, berikut jejak kehidupan slamet gundul.Slamet Gundul bukannya ditakuti, bahkan disebut sebagai legenda. Ini hanya karena karier kriminalnya sangat mengasyikkan dibandingkan dengan yang lain. Slamet Gundul adalah seorang perampok legendaris dan profesional. Kecuali untuk hal yang sangat besar, dia tidak menggonggong sembarangan.

Seperti kita ketahui bersama, Slamet hanya merampok bank dari agen atau klien. Dalam hidupnya, Slamet dan kawan-kawannya berhasil menyerang puluhan kali, dan mencapai tingkat keberhasilan yang tinggi. Gila lagi, setiap perampokan selalu membawa hasil yang bagus. Ia pernah berhasil mengumpulkan uang tunai 40 juta rupiah. Di masa itu, jumlah ini pasti banyak.Slamet bukanlah perampok bodoh, dia lebih mementingkan hasrat daripada taktik. Ia selalu memiliki rencana yang sangat baik dalam melakukan setiap aksinya. Misalnya dengan menggeser ke gerakan cepat. Mereka sangat lincah sehingga bahkan jika peluru menembus tubuh mereka, sulit bagi penjahat cyber seperti itu untuk menangkapnya.

Slamet dan kawan-kawannya tak hanya jago taktik perampokan, tapi juga jago kabur. Saat lolos dari perampokan, satu dua kantor polisi bahkan tak bisa mengejar Slamet. Seperti di film-filmnya, Slamet cs kerap berusaha untuk menangkapnya.Tak hanya terkenal menyebarkan perampok profesional horor, Slamet kerap disebut sebagai penjahat paling licik di Indonesia. Menurut catatan, meski polisi hanya berjarak satu inci dari penangkapannya, Slamet Gendut berhasil kabur, yang paling menakutkan tentu saja kisah pelarian Slamet. Percaya atau tidak, Slamet berhasil melarikan diri beberapa menit sebelum persidangan, dan polisi tidak menangkapnya. Tidak hanya itu, penangkapan Slamet di rumahnya juga patut dicatat. Penjahat itu melompati pagar tinggi di belakang rumah dan berhasil melarikan diri dari polisi. Slamet sendiri sudah tidur sebelumnya, dan polisi ada di depan pintunya.

Tidak peduli seberapa hebat penjahatnya, dia pada akhirnya akan jatuh ke pelakunya. Kalimat ini juga berlaku untuk Slamet. Sudah lama merepotkan orang, dan akhirnya dia ditangkap. Surabaya adalah kriminal terakhirnya. Saat ditangkap, Slamet mengaku sakit dan menyayangkan, ada kabar Slamet meninggal dunia. Namun, beberapa orang mengatakan bahwa orang tersebut masih hidup dan dapat berkeliaran dengan bebas. Beberapa orang bahkan mengatakan bahwa Slamet Gundul bekerja untuk pengusaha sukses Indonesia Tomy Winata. Apapun yang terjadi, Slamet Gundul sejatinya beruntung. Pasalnya, ia melakukan tindak pidana sebesar itu namun tidak divonis hukuman mati seperti Kusni Kasdut atau Ahmad Suradji.Slamet Gundul, pria ini menjadi momok banyak orang saat itu. Terutama dia dikenal karena prestise sebagai penjahat yang sulit ditangkap. Namun untungnya, Slamet akhirnya tertangkap dan tidak pernah diacau lagi. Saya juga bersyukur tidak ada slam dunk lain yang bisa menggantikannya sekarang.

Baca Juga : Kebakaran Mall Yang Pernah Terjadi Di Indonesia

5. Sahara Oloan Pangabean

Sahara Oloan Pangabean
Sejarah Olo Panggabean – blogger

Olo meninggal dunia di Rumah Sakit Gleneagles Medan pada hari Kamis, 30 April 2009, kira-kira pukul WIB, dan meninggal pada tanggal 30 April 2009. Sebelumnya, ia mendapat perawatan di Glen Hospital di Singapura, namun karena kegagalan pengobatan, Olo terbang kembali ke seri Medan-CFS dengan LR 35A / HS khusus. Konon Olo meninggal karena komplikasi penyakitnya, terutama akibat komplikasi diabetes. Dia berusia 68 tahun. Olo lahir di Medan pada tanggal 24 Mei 1941 dengan nama Babtis Sahara Oloan Panggabean. Ia anak ketujuh dari delapan bersaudara dari orang tuanya Friedolin Panggabean dan Esther Hutabarat.Tidak banyak orang yang mengetahui kisah masa kecil Olo. Selain itu, ada kabar lain bahwa ia lahir dan besar di Kelurahan Petisah, Medan tengah. Di sana, ia mulai melayani berbagai bisnis Jalan Sekip sejak ia masih muda hingga wafat.

Olo memulai debutnya di Pemuda Pancasila bersama HMY Efendi Nasution alias Pendi Keling dan Anwar Congo. Pada 28 Agustus 1969, Olo dan sahabatnya Syamsul Samah mendirikan IPK (Ikatan Pemuda Karya). Sejak saat itu, nama Olo dikenal luas tidak hanya di Medan tetapi di seluruh Sumatera Utara. Dari penguasa jalanan, ia tumbuh menjadi tokoh yang berpengaruh dalam politik lokal hingga ia dikenal luas di Indonesia. IPKnya masih terfokus pada Olo yang terkenal, sehingga dia dipanggil “Pak Ketua” setiap hari.Kepribadian seperti apa yang dimiliki Olo, selain julukan yang dikenal sebagai “penguasa Sumatera Utara”, “bos besar Prima”, dan “raja judi”, masih sulit dijelaskan. Memang Olo adalah sosok yang sangat misterius. Dia jarang muncul di depan umum. Dia menarik diri dari hiruk pikuk publikasi. Hidupnya jauh dari “orang biasa”, dan hidupnya juga penuh dengan cerita misterius dan magis tentang ilmu pengetahuan yang tak terkalahkan, termasuk keputusannya untuk melajang. Tentunya hal ini dikarenakan orang-orang belum banyak mengetahui tentang Olo.

Nama panggilan Olo yang paling kejam adalah “Bos Besar Preman”, hanya karena IPKnya cenderung mendominasi atau mendukung perusahaan yang membutuhkan keberanian dan kekuatan fisik. Olo dijuluki sebagai “raja judi” karena sering dikaitkan dengan aktivitas judi, seperti Las Vegas di Medan. Seperti kita ketahui bersama, pada masa kejayaan Heitoto (undian), kelompok Olo menguasai kota-kota besar seperti Sumatera Utara dan Jakarta. Konon, bisnis ini awalnya adalah permainan kim, yaitu permainan bingo yang mendapat hadiah uang tunai di bekas Medan Expo tahun 1970-an. Hingga 2005, ketika Sutanto menjabat Kapolri, aktivitas perjudian di Sumatera Utara sedikit banyak menghilang. Sejak saat itu, Olo dikabarkan lebih fokus pada bisnis legal.

6. Rozario Marshal alias Hercules

Rozario Marshal alias Hercules
Tribun Timur – Tribunnews.com

Hercules masuk ke Jakarta pada tahun 1987, 12 tahun setelah Timor Leste (sekarang Timor Leste) menjadi bagian dari Indonesia. Nama aslinya adalah Rozario Marshal. Adapun julukannya “Hercules”. Kolonel Purnawirawan, anggota Kopassus yang pertama kali masuk ke Timor Timur pada tahun 1975, mengatakan dalam wawancara dengan Tempo pada November 2010 bahwa dialah orang pertama yang membawa Hercules ke ibu kota. Hercules adalah nama sandi di radio komunikasi, setelah sembuh ia masuk ke kawasan Bongkaran Tanah Abang. Dia mendirikan grupnya sendiri di sana untuk menjalankan perusahaan perjudian dan prostitusi. Pada tahun 1996, timnya dikalahkan oleh tim Betawi yang dipimpin oleh Bang Ucu Kambing. Kalah dalam “perang” di Tanah Abang, ia melarikan diri ke Indramayu.

Pada tanggal 2 Juli 2013, Pengadilan Negeri Jakarta Barat memvonisnya empat bulan penjara, kurang dari enam bulan yang diminta oleh jaksa. Ternyata dia hanya terbukti melanggar Pasal 214 KUHP tentang Tindak Pidana Ilegal. Dua pasal lainnya yakni pemerasan dan kepemilikan senjata belum bisa dikonfirmasi, pada 3 Agustus saat hendak keluar dari penjara ia ditangkap lagi. Ketua baru Gerakan Rakyat Indonesia yang mendukung calon presiden Prabowo Subianto dituduh melakukan pemerasan selama 2006-2013. Tidak hanya menuduhnya memeras. Polisi juga menargetkan “Hukum Pidana Pencucian Uang”. Hercules dituduh menyembunyikan dan memeras hasil penjualan melalui tiga akun milik istrinya Nia Dania.

7. John Refra Kei alias John Kei

John Refra Kei alias John Kei
Metro Tempo – Tempo.co

John Refra lahir pada tanggal 10 September 1969. Di usianya yang ke-18, ia bertekad meninggalkan kampung halamannya dengan menggunakan kapal menuju Surabaya. Dua tahun kemudian, dia memutuskan pindah ke Jakarta.Sebelumnya, dia dikeluarkan dari sekolah menengah desa. Akhirnya menikah dengan Yulianti Refra pada tahun 1997 dan dikaruniai lima orang anak.Pada tahun 2000, ia mendirikan organisasi bernama AMKEI (Kee Young Generation). Organisasi itu dibentuk setelah kerusuhan di Tual di Pulau Kiy pada Mei 2000.Ia memanfaatkan organisasi AMKEI untuk menjalankan bisnis debt collector. Pada akhirnya, ia menarik banyak pengikut dan bahkan menjalin jaringan dengan bos kehidupan malam itu.

Sepeninggal Basri Sangaji, seorang tokoh pemuda dari Maluku di utara, namanya dikenal luas. Dia juga penagih utang di Hotel Kebayoran Inn di Jakarta Selatan. Pasalnya, kelompok John Kei dan Basri Sangaji merupakan pesaing penting dalam memperjuangkan hak teritorial Jakarta. Konon John Kei adalah dalang pembunuhan Basri Sangaji.Saat itu, dua orang prajurit Basri Sangaji sedang bertugas di sebuah stadion disko di Jakarta Barat dan tewas serta puluhan lainnya luka-luka. Kasus tersebut kemudian disidangkan di Pengadilan Negeri Jakarta Barat.Ketika persidangan tak terhindarkan, konflik terjadi antara kedua kelompok. Adik Walterus Refra Kei, Semmy Kei, alias John Kei, tewas dalam insiden tersebut. Diduga inilah penyebab terbunuhnya Basri Sanjaji.

Tak hanya itu, ia juga didakwa atas pembunuhan direktur Sanex Stell Mandiri Tan Harry Tantono. John Kei ditangkap Biro Humas Jakarta Timur Promass dan Biro Bersama Resmob Polda Metro Jaya Hotel C’One pada 17 Februari 2012.Akibatnya, ia dijatuhi hukuman 16 tahun penjara karena terbukti melakukan kejahatan membunuh bos Sanex Steel Tan Tan Tano, yang juga dikenal sebagai Ayung. Ayung dibunuh oleh 32 penusukan di sebuah kamar di Swiss-Belhotel di Sawah Besar, Jakarta Pusat.John Kei menjalani hukumannya di Penjara Permisan di Pulau Nusakambangan di Cilacap, Jawa Tengah. Dia dibebaskan pada 26 Desember 2019 setelah menjalani dua pertiga dari hukumannya selama 3 tahun 30 hari.