Kasus Bom Bunuh Diri Yang Pernah Menggemparkan Indonesia

Kasus Bom Bunuh Diri Yang Pernah Menggemparkan Indonesia

thethinkingblog – Beberapa orang beranggapan pelakon bom bunuh diri, tercantum badan jihadis sabilillah, dibilang syahid, apalagi banyak golongan mukmin yang patuh menghimbau anggotanya buat turut dan mensupport kelakuan ini. Tetapi, di bagian lain, mayoritas Mukmin mau ketahui: Apakah kelakuan ini dibilang selaku wujud jihad? Apakah Islam mengijinkan seluruh metode dalam seluruh ibadah, tercantum tata cara jihadis selaku bagian dari ibadah?

Kenyataan membuktikan kalau tata cara bom bunuh diri tidak bisa mengakhiri kalangan Ateis, apalagi bidat terus menjadi membabi tunanetra mengintimidasi serta membantai pemeluk Islam di mana- mana. Bila satu ataupun 10 dari mereka mati, mereka hendak membalas dengan pembunuhan lebih kasar. Lantas… apa sih khasiat serta khasiat bom bunuh diri ini untuk pemeluk Islam?

Adapun perilaku bunuh diri sebagian orang, yaitu dengan membawa alat peledak ke tempat orang kafir, kemudian meledak ketika berada di antara orang kafir, dan kemudian digolongkan sebagai perilaku bunuh diri – semoga kita dilindungi oleh Allah Jala dari Jallaluhu- nya. Siapapun yang membunuh dirinya akan selalu berada di neraka Jahannam, seperti dalam hadits nabi sallallaahu’alaihi wa sallam.

Dalam dua tahun terakhir, rangkaian bom bunuh diri di Surabaya di Jawa Timur memang mengejutkan. Pasalnya, selain pelaku mencurigakan yang beraksi bersama seluruh keluarganya, muncul model baru di Indonesia. Namun, ini bukan satu-satunya kasus bom bunuh diri yang terjadi di Indonesia. Berikut rangkaian aksi bom bunuh diri di Tanah Air.

Kasus Bom Bunuh Diri Yang Pernah Menggemparkan Indonesia

1. Bom di tiga gereja di Surabaya

Bom di tiga gereja di Surabaya
Tribunnews.com

Yang pertama terdapat teror bom yang terjadi ibukota Jawa Timur yaitu kota Surabaya, Jawa Timur. Persisnya pada hari Minggu 13 Mei 2018, Indonesia kembali berkabung atas serbuan teroris yang menyerang 3 gereja di Surabaya serta pintu masuk Polres Surabaya.

Awal mulanya, penyerangan dimulai dengan pemboman awal Church of Innocence di Santa Maria oleh Jalur Ngagel. Berapa lama durasi yang diperlukan, setelah itu terjalin dentuman bom kedua di Gereja Kristen Indonesia di Jalur Di Bonegor serta Gereja Pantekosta di Jalur Arjuno. Serbuan selanjutnya terjalin di Polres Surabaya.

Kelakuan teroris yang lalu menembus membunuh 13 orang serta menyakiti 43 yang lain. Pelakon bom bunuh diri di 3 gereja itu merupakan satu keluarga yang terdiri dari seseorang papa, bunda, serta 4 anak. Pelakon diprediksi berawal dari jaringan ISIS, ialah golongan Jamaah Ansharut Daulah( JAD) serta Jamaah Ansharut Tauhid( JAT).

2. Bom Bali I

Bom Bali I
Kompas.com

KOMPAS. com – Pada Sabtu malam, kenyamanan Kuta serta Denpasar dipecah oleh 3 bom yang mengguncang Pulau Dewata. Susunan bom ini terjalin dekat jam 23. 15 bertepatan pada 12 Oktober 2002. Pada 13 Oktober, arsip Setiap hari Kompas memberi tahu kalau dentuman awal serta kedua terjalin 5 m di depan Klub Diskotik Kutajalan Legian malam itu. Lekas sehabis dentuman awal, bom lain meledak di Paddys Discotheque di melintas Ekstrak Club. Dampak dentuman lalu menembus, Ekstrak Club, Disko Antah serta Bangunan Bank Panin yang terletak pas di depan Ekstrak Club dibakar. Tidak hanya itu, puluhan gedung terletak dalam radius 10 sampai 20 m dari pusat gaya tarik bumi. Sebaliknya buat jendela penginapan, pertokoan serta tempat hiburan yang lain tidak hadapi kehancuran.

Intensitas ledakan bahkan meratakan kantor biro perjalanan yang berada di samping Sari Club. Tak lama kemudian, ledakan ketiga terjadi sekitar 100 meter dari Konsulat AS di kawasan Renon Denpasar, Bali. Keseriusan dentuman di ketiga tempat itu mencadangkan lubang selebar 4- 4, 5 m dengan daya 80 centimeter. Peristiwa ini merenggut nyawa 202 orang di posisi peristiwa. Sebagian besar korban adalah warga negara Australia. Saat itu, Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Polri) Jenderal (Pol) Dai Bachtiar menyatakan bahwa Presiden Megawati Soekarnoputri dan pejabat tinggi negara lainnya mengunjungi Jalan Legian (Jalan Legian) pada hari yang sama.) Lokasi ledakan.

Harian Kompas pada 14 Oktober 2002 melaporkan bahwa para pejabat tersebut antara lain Susilo Bambang Yudhoyono, Menteri Koordinator Politik dan Keamanan, Jusuf Kalla, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Dorodjatun Koentjoro-Jakti, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Endiatonoo Sutarto, TNI Panglima Tertinggi dan Menteri Luar Negeri Hasan Wirajuda. Peristiwa bom 12 Oktober 2002 tidak hanya terjadi di Bali. Beberapa waktu lalu, bom rakitan meledak di depan pintu masuk kantor Konsulat Jenderal Filipina (Konjen) di Jalan Tikal, Desa Tikara Alis, Desa Tikkalaaris, Manado 1, pada Sabtu malam pukul 18.50 WIB. Insiden tersebut tidak menimbulkan korban jiwa. Meski begitu, pintu besi kantor Konsulat Jenderal Filipina disinyalir terlempar sekitar empat meter dari lokasinya. Diduga, serangan bom di berbagai penjuru Bali telah berimplikasi pada Al Qaeda.

Pada tanggal 15 Oktober 2002, Harian Kompas memberitakan bahwa Philips L. Antweiler, Konsul Jenderal AS di Surabaya, mengatakan pihaknya melihat tanda-tanda nyata adanya keterkaitan antara aksi teroris dan internet. Antwerp mengatakan: “Insiden di Bali adalah aktivitas teroris, meskipun kami tidak tahu persis siapa pelakunya. Namun, kami telah melihat tanda-tanda nyata hubungan antara insiden tersebut dan jaringan Al-Qaeda.”

Untuk memburu tersangka, polisi berhasil menangkap Amrozi bin H Nurhasyim yang divonis hukuman mati. Fakta di persidangan menunjukkan bahwa pelaku diduga adalah anggota Jamaah Islamiyah (JI). Jaksa Agung Ulip Terry Gunawan dalam persidangan Amrossi mengatakan, “Kami yakin aktivitas mereka tidak lepas dari jaringan internasional, setidaknya di Asia.” Kemudian, polisi juga menangkap Imam, Kapolres Samudra (alias Abdul Aziz). Seperti Amrozi, Imam Samudra dijatuhi hukuman mati. Pada 11 September 2003, Harian Kompas menyatakan bahwa putusan tersebut diambil setelah sekelompok hakim memvonis Imam Samudra bersalah. Selain itu, tindakannya diyakini telah memenuhi isi empat dakwaan pokok yang sebelumnya diminta Tim Jaksa Penuntut Senior (JPU) Bali.

Baca Juga : 7 Geng Penjara Paling Berbahaya dan Ditakuti oleh Polisi Di Dunia

3. Bom JW Marriot

Bom JW Marriot
Galamedia – Pikiran Rakyat

Selasa siang, 5 Agustus 2003, ledakan terjadi di depan Hotel JW Mariott di kawasan Mega Kuningan, Jakarta. Awalnya mobil Toyota Kijang dengan nomor polisi K B 7462 ZN yang dikendarai Asmar Latin Sani. Belakangan diketahui bahwa ini adalah serangan bom bunuh diri. Mobil yang dikemudikan pelaku diyakini berisi enam tangki oli berisi bahan kimia berbahaya. Bahan peledak yang terkandung dalam dua kaleng tersebut antara lain trinitrotoluene (TNT), bahan peledak R&D (RDX), Teril dan bahan peledak titik leleh kecil (HMX). Pada saat yang sama, bensin dan minyak tanah dicampur di empat tangki minyak lainnya.

Ledakan itu menghancurkan restoran ini, tempat berkumpulnya orang asing dan banyak orang Indonesia yang memilikinya. Saat bom meledak, restoran itu ramai dikunjungi tamu yang sedang makan siang. Ledakan tersebut juga merusak satu lantai gedung hotel yang memiliki 33 lantai itu. Ledakan tersebut menewaskan 12 orang dan melukai 150 lainnya. Setelah kejadian tersebut, Hotel JW Marriott ditutup selama 5 minggu. Wakil Presiden Indonesia Hamzah Has (Hamzah Has) saat itu mengatakan, serangan teroris itu disebut-sebut menguntungkan Amerika Serikat. Selain itu, JW Marriott Hotel adalah jaringan hotel milik negara Paman Sam.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Indonesia Matori Abdul Jalil (Matori Abdul Jalil) mengatakan bahwa ledakan di Hotel JW Marriott adalah bom teroris. Dia berkata: “Jelas, ini adalah tindakan terorisme.” Sementara itu, juru bicara JW Marriott Hotel John Wolf (John Wolf) mengatakan, saat ledakan terjadi, 273 tamu terdaftar di hotel dengan total 333 kamar. Segera setelah kejadian tersebut, tiga tamu dan delapan karyawan hotel ditemukan luka-luka. Salah satu tamu dari Australia, Simon Leuning, baru saja check-in di hotel dan sedang bersantai di kamarnya saat ledakan terjadi. Dia berkata: “Jendela rusak dan saya terpental.” CNN mengutip dia yang mengatakan: “Saya akan pergi secepat mungkin.” Belakangan, Edi Sucipto, satpam di Hotel JW Marriott, menghela napas lega. Dia meninggal 7 hari setelah mendapat perawatan di ruang gawat darurat Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo di Salamba, Jakarta Pusat.

Pejabat Indonesia mengatakan bahwa meskipun nama dan kewarganegaraannya tidak disebutkan dalam ledakan tersebut, seorang asing tewas dalam ledakan tersebut. Pada saat yang sama, PT Rabobank Duta Indonesia kemudian mengumumkan bahwa warga negara Belanda Hans Winkelmolen yang merupakan mantan kepala bank tersebut telah meninggal dunia. Gedung Putih mengutuk keras pemboman tersebut dan berjanji untuk memberikan semua bantuan yang mungkin kepada Indonesia. Juru bicara Gedung Putih AS Scott McLellan mengatakan: “Ini adalah serangan keji terhadap warga sipil yang tidak bersalah. Kami sepenuhnya siap dan akan membantu dengan cara apa pun untuk membawa para pelaku ke pengadilan.”

4. Bom Thamrin / bom Sarinah Jakarta

Bom Thamrin / bom Sarinah Jakarta
Metro Tempo.co

Tidak hanya itu, sebagian kelakuan teror sudah memunculkan kebingungan warga besar, ialah” Bom Sumlin”. Serbuan bom mengguncang perempatan Sarinah di Jakarta Pusat yang terjalin pada 14 Januari 2016 Wib. Polisi berkata jumlah pelakon dalam serbuan itu tidak dikenal, bawa bom lempar serta senjata.

Serbuan diawali dengan dentuman di tempat parkir parkiran Tower Alam di depan pintu pergi Starbucks di perempatan Sarinah jam 10. 40 Wib. 3 dentuman selanjutnya terjalin di suatu pos polisi di perempatan Salina, membunuh seseorang masyarakat awam. Pada dikala yang serupa, 2 dentuman yang lain terjalin di gerai Starbucks, membunuh masyarakat awam yang lain.

Sesudah dentuman, polisi berupaya menggerebek sebagian pelakon penyerangan. Suara tembakan antara pelakon serta polisi terdengar di Cakrawala Building. Berakhir dasar bertembakan, polisi sukses menembak 3 pelakon, 2 pelakon dibekuk serta satu yang lain dibunuh pelakon bom bunuh diri. Dampak peristiwa itu, polisi pula jadi korban penembakan oleh pelakon. 7 orang dibilang selaku pelakon serbuan ini. Sesudah penyerangan, polisi pula berkata kalau 7 orang berpulang, 5 di antara lain merupakan pelakon penyerangan, serta 2 yang lain merupakan korban penembakan serta dentuman.

Baca Juga : 7 Karya Ilmuwan indonesia yang mendunia

5. Bom di Kampung Melayu

Bom di Kampung Melayu
Okezone Nasional

Majelis hakim menilai Kiki Mohamed Iqbal adalah dalang pengeboman Kampung Melayu di Jakarta Timur. Qiqi dijatuhi hukuman 9 tahun penjara. Reuters melaporkan, Senin (9/4/2018), majelis hakim menyatakan Iqbal dipastikan bersalah melakukan aksi peledakan bom. Dua pelaku bunuh diri dengan bom, menewaskan tiga polisi, dan melukai 12 orang di terminal Kampong Malayu.

Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Utara Puwanto mengatakan: “Kami menemukan terdakwa bersalah atas persekongkolan (gugatan) dan memobilisasi orang lain untuk berpartisipasi, dan menjatuhkan hukuman sembilan tahun penjara.” Penyerangan Dermaga Kampung Melayu merupakan serangan kedua di Indonesia. Pada 2016, empat anggota kelompok militan siber ISIS melancarkan serangan bom di Sumlin, menewaskan pelaku dan empat lainnya.

Perencana serangan itu adalah Aman Abdurrahman, yang dikatakan sebagai guru ideologi ISIS di Indonesia dan saat ini sedang diadili. Pengacara Iqbal mengatakan bahwa meskipun kliennya dan pelaku pengeboman adalah anggota masjid yang sama, mereka tidak saling mengenal. Iqbal sendiri adalah salah satu misionaris masjid. Setelah mendengar putusan itu, Iqbal, yang merupakan salah satu anggota polisi antiteroris, mengatakan putusan itu “tidak adil”.

Peledakan bom bunuh diri di terminal Kampung Melayu menewaskan dua pelaku bom bunuh diri, Ahmad Syukri dan Ichwan Nurul. Selain itu, tiga anggota Polri tewas terkena bom saat mengawal parade obor menjelang Ramadhan saat bertugas. Bom bunuh diri tersebut juga melukai 11 orang. Enam orang yang terluka adalah petugas polisi dan lima lainnya adalah warga sipil.

6. Kasus Bom Bom Kedubes Australia

Kasus Bom Bom Kedubes Australia
Kompas.com

Pada 9 September 2004, sebuah bom meledak di depan Kedutaan Besar Australia di Jalan HR Rasuna Said di selatan Jakarta. Pada 10 September 2004, sebuah laporan Harian Kompas berjudul “Pembunuhan Bom Jakarta” menyebutkan bahwa bom tersebut meledak sekitar pukul 10.25 WIB. Amunisi yang mendengar ledakan tidak melebihi radius 5 kilometer. Padahal, kejadian ini terjadi saat Jenderal Da’i Bachtiar, Presiden (Pol) Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), sedang membahas masalah keamanan di depan gedung Panitia Kedua (DPR) MPR / DPR, Senayan, Jakarta.

Saat itu, Da’i sedang memaparkan rencananya, seperti mendeteksi gangguan menjelang pemilihan presiden (Pilpres) tahap kedua, hingga mengejar Azahari dan Noordin M Top. Akibat kejadian tersebut, sebanyak 12 orang dinyatakan meninggal dunia dan 214 lainnya luka-luka. Konon ledakannya mirip dengan ledakan di Bali dan Hotel JW Marriott dan diakibatkan oleh ledakan bom mobil. Da’i menjelaskan, ledakan tersebut berasal dari bom mobil di jalur lambat depan gedung Kedutaan Besar Australia. Padahal, mobil yang meledak itu berada sekitar tiga meter di depan mobil polisi yang sedang dijaga di depan gedung kedutaan.

Pada dikala yang serupa, ada lubang dengan garis tengah sekitar 2 m serta daya kurang dari 1 m di tengah dentuman. Tidak cuma itu, dentuman bom pula mengganggu pagar besi di depan bangunan dan tenda- tenda satpam serta polisi. Dentuman bom itu pula mengganggu sebagian gedung di dekat posisi dekat 300 m dari posisi peristiwa. Bagian bom pula menghantam sebagian gedung, antara lain Plaza 89, Kantor Departemen Koperasi serta Upaya Kecil Menengah( UKM), Bangunan Gracia, Graha Binakarsa, serta Sentra Agung) dan sisa kantor Bank Upindo.

Dampak dentuman apalagi terasa di Palmera di Jakarta Pusat serta Gerai Gendut di Jakarta Selatan. Lekas sehabis peristiwa itu, polisi mengenali keempatnya selaku terdakwa. Setiap hari Kompas 19 September 2004 mengatakan, di antara 4 orang itu, julukan ketiganya disingkat UB, IS serta DN. Saat sebelum bom meledak di Kedutaan Besar Australia, mereka ditahan sebab dicurigai merahasiakan Dokter. Azahari. Tidak hanya itu, salah satu terdakwa, Rois nama lain Iwan Darmawan serta Hendi nama lain Agam, berkata kalau bom yang meledak di depan bangunan kedutaan Australia merupakan Dokter. Azahari, yang disampaikannya pada medio Agustus 2004.

Bersamaan dengan itu, setelah bom meledak, tersangka lain berinisial AAH ditangkap. Namun, menurut keterangan polisi saat itu, empat orang itu bukanlah pelaku utama. Selain itu, menurut Harian Kompas (31 Maret 2005), Royce mengatakan tugasnya menyiapkan mobil dan menyewa rumah untuk merakit bom. Selain itu, dalam dakwaan juga disebutkan bahwa pada tanggal 6 Agustus 2004, Rois bersama Heri Golun dan Jabir yang baru mengetahui beberapa bulan yang lalu membeli paduan aluminium Kotak tahun 1990an zebra berambut besar putih.

7. Bom Gereja Katedral Makassar

Bom Gereja Katedral Makassar
CNN Indonesia

Pada Ahad, 28 Maret 2021, di Badan Kesehatan Bumi( Waktu indonesia tengah(WITA)) dekat jam 10. 30, suatu bom bunuh diri meledak di Gereja Basilika Makassar. Kapolda Sulsel, Inspektur Merdisyam menarangkan, bom meledak sehabis jemaat gereja menampung massa. Sedangkan itu, bagi Inspektur Jenderal Mardisyam( Mardisyam), informasi dini yang dapat di informasikan merupakan pelakon bom bunuh diri berpulang dalam insiden itu serta 9 masyarakat awam yang lain lagi dirawat.

Ia mengatakan bahwa pada saat ini terdapat 5 administratur gereja serta 4 himpunan yang dirawat. Ia mengatakan pada Minggu, 28 Maret 2021. Sebagian dikala pascapemboman Gereja Basilika Makassar, aksi yang didapat oleh polisi sesudah peristiwa merupakan buat mencegah patokan peristiwa serta menanggulangi tempat peristiwa masalah( TKP). Bagi saksi, terdapat 2 dentuman besar di dekat pintu gapura zona gereja, alhasil tidak terdapat yang berani menjemput korban.

Pada Ahad, 28 Maret 2020, Yosia (Yosia), 29 tahun, mengatakan di Tempo: “Jenazah (pelaku) berserakan di tempat. Suaranya keras, dua kali.” Berdasarkan kajian Wahid Institute, sekitar 600.000 warga negara Indonesia (WNI) melakukan tindakan pemberantasan radikalisme di Indonesia, kesimpulannya sekitar 0,4%. Data ini berdasarkan pada jumlah penduduk dewasa sekitar 150 juta. Selain itu, masih berdasarkan hasil penelitian Wahid Institute, tingkat kerentanan terkena aktivisme dalam kelompok masyarakat adalah 7,1%. Jika diundang atau diberi kesempatan, sekitar 11,4 juta orang bisa terlibat dalam aktivisme.

Sebelumnya, bom di Makassar hari ini terjadi pada masa pemerintahan Presiden Jokowi Widodo 2016. Bom bunuh diri terjadi di Salina pada 14 Januari 2016 yang menewaskan 6 orang. Dalam serangan teroris bom Thamrin, terjadi baku tembak antara polisi dengan pelaku. Tahun 2017 lalu, kengerian bom bunuh diri di Dermaga Kampung Melayu kembali menghebohkan publik. Peristiwa itu terjadi pada 24 Mei 2017. Tiga orang polisi tewas dalam bom Kampung Melayu ini. Menurut laporan, 6 petugas polisi lainnya terluka parah. Sedangkan untuk warga biasa, lima orang tewas akibat bom tersebut.Polri memastikan bom bunuh diri tersebut dilakukan oleh Ahmad Sukri dan Ichwan Nurul Salam. Menurut Kapolres Jenderal Tito Karnavian, keduanya adalah Jamaah Ansarut Daura Bandung yang dipimpin oleh anggota Aman Abdurrahman (JAD).