7 Kasus Mutilasi di Indonesia

7 Kasus Mutilasi di Indonesia

thethinkingblog – Dua manajer muda, Rinaldi Harley Wismanu (33 tahun), adalah pelaku pembunuhan dan pencederaan, Laeli Atik Supriyatin (LAS) 27 tahun dan Djumaidi Al Fajar (DAF), 26 tahun, dan akhirnya ditangkap. . Akhirnya terungkap sedikit demi sedikit. Rupanya, Laeli menemui Rinaldi melalui aplikasi pencarian rekanan Tinder. Kemudian, mereka memesan kamar di apartemen Pasar Baru Mansion di Jakarta Pusat dari tanggal 7 hingga 12 September 2020.Pada 9 September 2020, korban dan Laeli (Laeli) masuk kamar dan langsung berhubungan seks. Di saat yang sama, Fajar yang selama ini bersembunyi di kamar mandi kemudian menyerang korban dengan batu bata dan gunting.Dalam kondisi sekarat, Rinaldi diperas dari harta barang . Sehabis beberapa hari tewas, badan korban pada akhirnya dimutilasi jadi 11 bagian serta ditemui di apartemen Kalibata City pada tanggal 16 September kemudian.

Di Indonesia, kejahatan pembunuhan dan pemotongan tubuh korban sering terjadi, dengan latar belakang dan motif yang berbeda-beda. Berikut ini adalah hasil pencarian kasus mutilasi di Indonesia.

7 Kasus Mutilasi di Indonesia

1. Deri Permana, Pembunuhan dan Mutilasi Kasir Minimarket

Karena nila setitik, rusak susu sebelanga.
Tribun Medan – Tribunnews.com

Suara.com – Kamis (15/8/2019) di Pengadilan Militer Palembang I-04 kembali terkait kasus pembunuhan, terdakwa Prada Deri Permana (DP) bersaksi di depan persidangan. Dipimpin oleh Ketua Majelis Hakim Letkol Chuck Hazm, Hakim Sous Murif Arif Zaki Ibrahim dan Mayor Chuck Sivaludin didampingi juri, menurut keterangan terdakwa Prada DP tiba di Penginapan Sahabat Mulia di Banyuasin. Sumsel, pada 8 Mei 2019, ia menjalin hubungan suami-istri dengan korban Fera Oktaria (21 tahun) tanpa ribut-ribut. Namun, ketika terdakwa Prada DP menemukan HP (HP) korban di dekatnya, justru menjadi pemicu emosi Prada DP.

“Saya melihat telepon mati. Saya coba buka telepon dan ternyata tidak bisa diakses. Ternyata korban mengganti kata sandi telepon. Padahal kita sepakat ganti kata sandi berdasarkan dengan hari jadi berpacaran”, katanya kepada jaksa penuntut militer D Mayor Butar Butar mengatakan sebelumnya. Terdakwa mengaku kaget bahwa korban sedang hamil dua bulan saat itu. Mendengar keterangan korban tiba-tiba menggugah emosi terdakwa Prada DP, tidak hanya menjambak rambut korban, namun terdakwa DP yang sudah bermata gelap itu memukul kepala korban hingga menempel di tembok hotel.

Beliau berkata:“ Korban melakukan serangan balik dengan mendesak aku berangkat, namun aku mencekik dan mencekiknya sampai korban tewas. Saya kecewa dengan hukuman ini (kehamilan).” Melihat korban sudah tidak bernyawa, terdakwa Prada DP merasa panik dan mencoba menghilangkan jejak dengan memotong-motong korban. Namun, karena gergaji bekas terputus dua kali, upaya pembantaian gagal, DP Prada juga berencana membakar korban dengan racun nyamuk yang dibungkus korek api kayu. Sayangnya niat tersebut juga urung, karena tak melihat hati kekasihnya terbakar.

Baca Juga : 5 Kasus Pembunuhan Anak Paling Sadis di Indonesia

2. Penemuan Mayat Dalam Koper Tanpa Kepala

Penemuan Mayat Dalam Koper Tanpa Kepala
Tribunnews.com

Pada April 2019, jenazah ditemukan di dalam koper di semak-semak di tepi sungai, yang membuat kaget warga Blitar. Koper hitam itu ditemukan seorang pemburu padang rumput di Desa Karanggondang, Kecamatan Udanau, Blitar. Mayat itu ditemukan dalam koper di tepi sungai tanpa sehelai benang pun. Mayat di dalam koper menyusut. Kepala desa setempat juga membenarkan hal ini. Edy Sucipto, Walikota Desa Karangondang, Rabu (3/4/2019) mengatakan: “Saya melihat ini karena kopernya sedikit terbuka, badannya telanjang.Polisi akhirnya mencari identitas jenazah di dalam koper tersebut. Seperti diketahui, korban adalah warga Desa Tamanan, Kecamatan Mojoroto, Kidiri, bernama Budi Hartanto (28). Korban setiap hari mengajar di SD Banjarmlati II Kota Gediri. Selain humor, Budi juga memiliki keahlian di bidang seni menari.Setelah diotopsi, polisi menemukan bahwa jenazah di dalam koper yang ditemukan di Britar adalah korban mutilasi. Tidak hanya itu, ditemukan juga mayat berukuran 60×40 cm di dalam koper hitam tersebut tidak memiliki kepala.

Kepala Bareskrim Polsek AKP Heri Sugiono mengatakan: “Kepala tidak ada. Tubuh koper ini korban mutilasi. Sekarang kita pilah kopernya dan cari posisi kepalanya.” / 4/2019) dimintai konfirmasi oleh detik.com, mohon segera menarik perhatian Polda Jatim. Kombes Frans Barung Mangera, Kepala Humas Polda Jatim, mengatakan pihaknya juga turut membantu pencarian lokasi kepala korban. Selain itu, bagi pengurus, TKP yang berlokasi di Kediri dan Blitar terbilang cukup sulit. Jenazah Budi Hartanto (28) dalam koper di Blitar tiba di aula upacara di Kediri. Anak pertama dari 3 bersaudara pasangan Darmaji serta Hamidah itu datang jam WIB pada Kamis( 4/4/2019).

Isak tangisnya pecah. Setelah menempatkan tubuh di peti mati putih, dikeluarkan dari ambulans dan segera ditempatkan di ruang tamu. Keluarga korban beserta teman-teman sholat dan sholat berjamaah.Keluarga terpaksa menguburkan jenazah Budi tanpa kepala karena tidak ditemukan kepala Budi. Kepala Desa Tamanan, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Yahya Budiono pun membenarkan hal tersebut, tidak hanya keluarga, tapi juga orang-orang terdekat Budi. Murid-murid Budi juga berdoa berjamaah agar jenazah Budi bisa diterima Allah, dan kepalanya cepat ditemukan. Mayat di dalam koper Budi Hartanto (28) termotivasi untuk dibunuh. Makin lama makin berbentuk kerucut. Sebelumnya, polisi beranggapan terdapat 3 corak pembantaian .Kombes Frans Barung Mangera, Kepala Humas Polda Jatim, mengatakan tiga dakwaan itu adalah Ekonomi, perampokan, dan asmara.Namun kini Baron mengatakan bahwa apa yang disebut motivasinya itu semakin dekat dengan suasana romantis jenazah di dalam koper. Bersumber pada hasil pengecekan saksi sedangkan, grupnya melenyapkan asumsi corak perampokan serta corak ekonomi .

3. Nelson Hutapea, Anak Mutilasi Ke Dua Orangtua

Nelson Hutapea, Anak Mutilasi Ke Dua Orangtua
JPNN.com

Tindakan Nelson Hutapea (30) sungguh sadis. Betapa tidak, pria pengangguran ini rela membunuh kedua orang tua kandungnya, B Hutapea (62) dan Rosmaulina br Simanjuntak (57), hingga tewas. Pembantaian dilakukan di kediaman mereka pada Sabtu (8/9), bertempat tinggal di Dusun VII, Kecamatan 7 Dusun Ploraja, Labuan Batu, Bogobiri, hanya pada Minggu (9/9). sabit untuk membunuh. Seorang warga dengan curiga melihat tanda-tanda Nelson meninggalkan rumah, dan tubuhnya berlumuran darah. Penduduk desa menyatakan kecurigaan bahwa mereka masuk ke dalam rumah. Darah kering disemprotkan ke lantai dan dinding rumah. Lebih parah lagi, warga menemukan dua jenazah di dapur, hanya B Hutapea dan istrinya Rosmaulina br Simanjuntak yang berpelukan. Kecurigaan bahkan mengarah pada Nelson yang dikenal pendiam dan latar belakang sebagai pecandu narkoba.

Sayangnya, Nelson memenggal ayahnya B Hutapea. Pergelangan tangan B Hutapea ditemukan di ruang tamunya. Saat tubuhnya lebih dari lima meter atau di dapur. Ada juga sayatan tajam di tangan, perut, dada, dan kepala. Sementara itu, Rosmaulina br Simanjuntak juga tidak berbeda, ditemukan luka tajam di kaki, tangan dan perut, bahkan darah kering berceceran di mana-mana. Di saat yang sama, ditemukan kondisi kamar kedua korban yang semrawut, dan diperkirakan jutaan rupiah di lemari telah hilang. Polisi Labuhanbatu segera menggelar kegiatan di TKP hingga menemukan bahwa sabit tersebut diyakini digunakan oleh Nelson dan membunuh orang tua kandungnya. Warga Borgot Biri marah dan spontan mencari Nelson yang disebut-sebut berada di salah satu loket penumpang.

Sayangnya, pencarian hingga siang hari di hari yang sama tidak membuahkan hasil. Sugino (44), tetangga korban, mengaku mendengar keributan itu pada Selasa (22.00 WIB). Namun, bapak tiga anak ini menilai hal tersebut wajar, karena Nelson sering rewel dengan orang tuanya. Bahkan dua bulan lalu, Nelson mengamuk sampai ia merusak TV karena uang. Saat itu, Nelson akan melakukan perjalanan 5 juta rupiah. Namun, orang tuanya menghasilkan uang dari perkebunan kelapa sawit mereka dan hanya dapat menyediakan 2 juta rupiah. Nelson mengunjungi kediaman kakak perempuannya yang tinggal di Jalan Sangnawaluh di Desa Siopatsuhu, Siantar. Dia dengan tenang memberi tahu kakak tertuanya D br Hutapea (37) bahwa orang tua mereka telah dibunuh oleh seseorang.

Bahkan saat bercerita tentang kematian orang tuanya. Jhon merasa curiga karena informasi Nelson sudah kedaluwarsa. Apalagi ketika ditanya beberapa pertanyaan, dia tampak gagap. Dia mengakui Nelson terlihat depresi selama lima tahun terakhir. Apalagi setelah istrinya meninggalkannya. Ketika Jhon melihat noda darah di pakaian yang dikenakan ayah dua anak itu, kecurigaannya semakin kuat. Apalagi ada uang tunai 3,5 juta rupee karena Nielsen belum bekerja selama ini. Untuk itu, John langsung memanggil Kapolres Siantar Timur AKP Altur Pasaribu untuk menceritakan kecurigaan Nelson.Setelah berkoordinasi dengan Polsek Labuhanbatu, ternyata Nelson membenarkan kematian orang tua anaknya. Salah satu dari empat korban. Kemudian, polisi menangkap Nelson sekitar pukul 13.20 WIB dan membawanya ke Polsek Siantar. Banyak keheningan, bantah membunuh.

Di Polres Pematangsiantar, Nelson menyangkal sudah menewaskan kedua orang tua kandungnya. Nelson mengaku istrinya tinggal bersama orang tuanya usai berangkat bersama istrinya sekitar pukul 11.00 pada Sabtu (8/9) Selasa, dan ia melihat orang tuanya meninggal karena darah di dapur rumah. Dia masih tidak tahu kenapa orang tuanya meninggal seperti ini, bahkan dia tidak bisa mengatakan kenapa istrinya yang sudah menikah tinggal di Aekkanopan. Nelson hampir terdiam saat ditanyai pertanyaan ini, mengakui bahwa uang yang didapatnya dari sakunya tidak lebih dari orang tuanya sendiri. Dia harus menggunakan uang itu untuk mencari istri dan kedua anaknya. Mengenai darah roda tiga dengan jeans coklat yang dikenakannya, Nelson mengaku darah tersebut berasal dari ikan yang dipotongnya kemarin.

Baca Juga : 7 Wanita Cantik Paling Korupsi di Dunia

4. Rahmad Awiwi, menghabisi ibu dan anak

Rahmad Awiwi, menghabisi ibu dan anak
Viva

Mahkamah Agung memvonis mati Rahmat Awafi (26) atas kejahatan pembunuhan ibu dan anak dengan mutilasi dan memasukkannya ke dalam koper di kawasan Koja, Jakarta Utara.“ Keputusannya bulat pada 30 April 2013,” tutur Hakim Agung Gayus Lumbuun saat dihubungi di Jakarta, Kamis. Gayos menyebut vonis itu lebih berat dari permintaan Jaksa Penuntut Umum (JPU). Sebelumnya jaksa meminta Rahmat dihukum penjara seumur hidup sesuai dengan Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan.

Nomor pendaftaran perkara ini adalah 254 K / PID / 2013, dan persidangan dimulai pada tanggal 30 April 2013. Perkara ini diorganisir oleh Timur Manurung, Dr. Dudu D Machmuddin dan Dr. Dudu D Machmuddin. Profesor Gayus Lumbuun adalah ketuanya. Di Pengadilan Negara( PN) Jakarta Utara serta Pengadilan Tinggi Jakarta( PT), Rahmat cuma dihukum 15 tahun penjara. Kemudian, JPU mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung, dan Juri Pengadilan Tinggi menyetujui hukuman mati.

Gayce mengatakan: “Keputusan ini bulat dan tidak ada perselisihan.” Rahmat mencekik dan membunuh Hertati hingga korbannya pada tahun 2011 Lumpuh hingga 14 Oktober. Tak hanya sang ibu, anak korban yakni IGD juga tewas di tangan Rahmat usai melihat sang ibu meninggal. Jenazah kedua korban kemudian ditempatkan dalam koper dan kotak serta dibiarkan di dua tempat berbeda, yakni Jalan Kurnia, Gang D, Koja di Jakarta Utara dan Cakung di Jakarta Timur.

5. Petrus Bakus, polisi yang menghabisi anak kandungnya

Petrus Bakus, polisi yang menghabisi anak kandungnya
IDN Times

Warga Melawai di Kalimantan barat geram dengan terbunuhnya Brigjen Petrig Bakus, anggota Badan Intelijen Polda Melawai. Ia beruntung bisa membunuh dua anak balita dengan cara dipotong-potong, Jumat (26/2). Petrus sekarang ditempatkan di sel polisi Melawai. Peristiwa sadis ini terjadi di WITA sekitar pukul 12.15 dini hari di kediaman Peter di Gang Darul Falah, di Desa Faal, Kabupaten Pino, Nanca. Istri Peter Windri bangun dari tidurnya, Petru Berdiri disana, berdiri di hadapannya , sambil memegang parang, berkata: “Mereka baik-baik saja, mereka mengerti, mereka menyerah, maafkan ayah, dik.”

Tetapi Wendley terkejut ketika dia melihat ke kamar dan menemukan bahwa kedua anaknya, F (5) dan A (3), dimutilasi sampai mati. Windri bergegas keluar rumah, melaporkan kejahatan tersebut dan mencari bantuan dari penghuni asrama lainnya. Itu benar. Pelaku memberi tahu istrinya bahwa anaknya telah meninggal. Merdeka.com pada Jumat (26/2) membenarkan bahwa Arianto, Humas Polda Kalbar AKBP Arianto, menjelaskan di lokasi kejadian. Dalam insiden tersebut, polisi telah melakukan penyidikan melalui tempat kejadian perkara (TKP). Anak kandungnya F (5) dan A (3) masih dalam pembahasan.

Polisi tak bisa memastikan motif pembunuhan setelah melakukan pemeriksaan mendalam terhadap tersangka, sehingga pada Sabtu (27/2), polisi melakukan penyidikan di tempat kejadian perkara (TKP) Rumah Petrus. Hasil olah TKP mengungkap fakta baru terkait kasus tersebut. Hal ini menimbulkan berbagai tuduhan bahwa pria tersebut adalah motif kejam pria lulusan sekolah polisi tahun 2007 tersebut, namun yang pasti polisi menemukannya dari kesaksian motivasi istri Petrus Windri. Menurut keterangan Wendley, Petrus belakangan marah karena dituduh selingkuh. Ketika Wendley menangkap pesan teks dari seorang wanita yang telah memasuki ponsel tersangka, tuduhan itu muncul.Kapolda Kalbar Arief Sulistyanto mengatakan di Pontianak, Senin, “Menurut fakta dan pernyataan istrinya Wendli Hailin Yanti, dalam dua pekan terakhir ini, pelaku kerap marah karena istrinya menuding pelaku selingkuh(29/2)”.

Tidak hanya itu, pelakon pula dengki pada istrinya yang menolong suaminya mencari pemasukan bonus dengan memesan kue balik tahun, dan lain- lain . Saya yakin pembunuhan istri terjadi dua minggu lalu dan istrinya minta cerai, “ujarnya. Jadi, menurut Arif, pelaku sangat marah, apalagi bagi pengakuan istrinya, kedua buah hatinya Bilang padanya kalau Pelaku hendak menewaskan istrinya, namun perkataan kedua anaknya tidak dihiraukan.Akibatnya, pembunuhan Wendley pun terjadi.

Setelah berkonsultasi dengan pendeta gereja, hal ini dapat diharapkan: “Karena kecurigaan dan cemburu, Petrus sangat marah, mematikan matanya dan membunuh kedua anaknya. Nyatanya, Wendley akan segera lahir Anak-anak dibunuh bersama. Kabid berkata: “Dia bilang dia akan membunuh istrinya. “Setelah berniat membunuh, Peters juga berencana membakar keluarganya. Bahkan, penyidik juga menemukan tumpukan kayu di belakang rumahnya untuk dibakar. Ia pun mengaku akan bunuh diri setelah membantai seluruh keluarganya.

6. Babe Baekuni, Mutilasi Anak Jalanan

Babe Baekuni, Mutilasi Anak Jalanan
Metro Tempo.co

Banyaknya kasus pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur atau sering disebut dengan pedofil membuat kami meninjau seorang pedofil bernama Shocked, robot Gedek dan Bebe, robot Gedek alias Siswan Siswanto yang diberitakan sekitar tahun 1996 karena secara brutal membantai anak-anak di bawah umur. Seperti yang kita ketahui bersama, ia dengan kejam mengeksekusi dan memutilasi korban, yaitu mencabik-cabik tubuh korban (pemotongan) Pria tuna aksara tuna wisma ini dikenal karena kelakuannya yang kejam. Karena menyodomi 12 anak di bawah umur, mereka dipotong-potong dan dimutilasi sampai mati sebelum akhirnya dibuang di berbagai tempat, seperti di Pondok Kopi di Jakarta Timur dan rawa-rawa di dekat bekas Bandara Kemayoran di Jakarta Pusat.

Menurut catatan kepolisian di Jakarta Pusat dan Timur, dari 12 korban, hanya ditemukan 8 jenazah, termasuk dua korban, Rio de Janeiro dan Wisnu, dipotong-potong di Bandara Kimayoland Puing-puing ditemukan di semak-semak. Siswanto mengaku melakukannya sendiri. Dia memotong tangan, kaki dan kepala anak itu. Sebelum dibunuh, kedua anak itu disodomi, dan robot Gedek tersebut menjadi buronan. Ia pun mengungsi ke Jawa Tengah hingga akhirnya ditangkap polisi pada 27 Juli 1996. Dalam persidangan di Jack Tower Central Court, Robot Gedek mengaku tidak mengetahui kelakuan kejamnya. Dia berkata: “Saya membunuh ayam.” Meski membela, pengadilan tetap menjatuhkan hukuman mati dan akhirnya dikirim ke penjara Nusakambangan di Cilacap.Namun sebelum dieksekusi, Robot Godek meninggal dunia karena serangan jantung pada 26 Maret 2007.

Bukan hanya kisah robot Gedek. Perlakuan kejam Bakuni (juga dikenal sebagai Babe, 59) terhadap anak jalanan yang kejam mengejutkan publik. Pria asal Desa Mranggen, RT 16 / VI, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah ini divonis hukuman mati karena menyodomi puluhan anak di bawah umur dan menewaskan 7 anak secara berantai, 4 di antaranya dimutilasi. Istrinya, Baby, meninggal dunia. Lalu kembalilah ke ibu kota dan coba keberuntungan Anda. Ia mulai bekerja sebagai pedagang rokok di kawasan dermaga Pulogadung, kemudian mengasuh anak jalanan dengan memberi makan mereka Saat libido muncul, pikiran negatif Babe pun muncul. Temukan kepuasan keinginan Anda sendiri. Dia tidak perlu mencari jauh-jauh, tapi hanya perlu mengasuh anak jalanan. Baru-baru ini, bukan hanya seks. Jika dia tidak mau menuruti keinginan hawa nafsu, dia akan membunuh salah satu dari mereka tanpa ragu-ragu.

Perilaku beibei yang keji dimulai pada tahun 1998, dan metode baru untuk membunuh orang telah dilakukan sejak tahun 2007. Beberapa korban Beibei adalah anak jalanan, termasuk Arif Kecil, mayatnya ditemukan di Dermaga Pulogadung, Jakarta Timur dan tubuhnya dibelah. Terbagi menjadi empat bagian, tidak ada kepala, dan ada Adi yang jenazahnya ditemukan di Pasar Klender, Cakung, Jakarta Timur.Badan korban dipotong menjadi dua bagian dan dituangkan ke Pasar Klender, serta beberapa bayi lainnya yang dibunuh. di pasar bayi Korban, Profesor Sarlito Wirawan, mengatakan Beibei memiliki homoseksualitas, pedofilia atau ketertarikan seksual pada anak di bawah umur dan nekrofilia, yaitu sangat tertarik berhubungan seks dengan mayat. Gangguan psikologis ini disebabkan oleh masa kecil Beibei, dan Beibei sering mengalami kekerasan psikologis dan disodomi.Karena alasan perilaku, Beibei ditangkap dengan pangkat Polda Metro Jaya dan dijatuhi hukuman mati oleh hakim Pengadilan Tinggi.

7. Agus, memutilasi kekasihnya yang sedang hamil

 

Agus, memutilasi kekasihnya yang sedang hamil
Tribunnews.com

Pada 13 April 2016, jenazah seorang perempuan ditemukan di sebuah rumah kontrakan di kawasan Tangerange Kuppa, membuat publik kaget. Cukup memprihatinkan, perempuan malang ini meninggal karena dua kematian dan hamil lagi. Yang lebih tragis lagi korban meninggal karena cacat fisik. Yang pasti namanya Nur Adika (Jenazah perempuan alias Nuri ( Nur Atikah) sudah meninggal. Membunuh korban. Sontak, kejadian sadis ini menarik perhatian publik, khususnya polisi. Betapa tidak, pelakunya terbilang sadis. Pelaku memiliki hati yang membunuh seorang wanita hamil dan kemudian memutilasi tubuhnya.

Dalam waktu kurang dari sebulan, dengan segala macam bukti dan keterangan, polisi akhirnya bisa menemukan keberadaan para pelakunya. Alias Kusmayadi alias Agus Petrus Saat kabur di Surabaya, Jawa Timur, polisi menyebut nama pelakunya. Saat itu, pelaku sedang asyik berkumpul dengan teman-temannya di restoran Patong. Setelah Polda Jatim dan Polda Metropolitan Jaya ditangkap dan menjalani pemeriksaan ketat, masyarakat menemukan teka-teki yang diganggu masyarakat. Apa motif pelaku membunuh korban yang hamil 7 bulan dan membacoknya sampai mati.

Argus mengaku kepada penyidik dirinya marah karena korban selingkuhannya kerap ngotot untuk menikah. “Korban menuntut pertanggungjawaban. Korban ini tidak mengetahui bahwa pelaku memiliki anak dan istri. Hubungan mereka,” kata Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti. Pelaku tidak menuruti permintaan korban, melainkan memerintahkan agar korban berada di panti jompo. janin. Keguguran di perutnya. Hingga akhirnya, mata pelaku menghitam dan memotong leher korban selama 30 menit. Pelaku menemukan bahwa majikannya sudah meninggal, sehingga ia panik. Lalu ia berpikir untuk memotong-motong korban. Singkirkan korban tersebut untuk menghilangkan jejak.

Kemudian, Argus membuang tangan dan kaki korban, namun sisa tubuhnya tetap berada di rumah kontrakan, sesekali ditaburi kopi dan pengharum ruangan agar warga sekitar tidak bisa mencium bau busuk. Dan semprotkan ke kamar kamar korban. Belilah kopi dan taburkan kopi untuk menghilangkan bau badan korban, ”ucap Kresna. Kresna menambahkan bahwa begitu bau itu tercium oleh tetangga, maka pelaku langsung menyemprotkan wanginya dan menaburkannya pada korban. Saya mencium bau yang menyengat dari sang tetangga. ke rumah korban dan merasa ada yang tidak beres, dan akhirnya melaporkannya ke polisi, pelaku merasa sudah berbalik dan langsung sampai pada kesimpulan, untungnya kami berhasil menangkapnya dalam waktu seminggu.Dia juga didakwa dengan Pasal 340 KUHP, yang mengatur tentang pembunuhan atau pembunuhan berencana.